Foto bersama setelah Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2023

Foto bersama setelah Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada hari Ahad, 1 Oktober 2023 di UPT SD Negeri Sumberjo.

Guru UPT SD Negeri Sumberjo

Foto Bersama Guru-guru UPT SD Negeri Sumberjo Sutojayan Blitar.

Kepala UPT SD Negeri Sumberjo saat upacara bendera

Kepala UPT SD Negeri Sumberjo, Bapak Rudi Hartono, S.Pd saat membacakan teks naskah Proklamasi dalam Upacara Bendera.

Kepala UPT SD Negeri Sumberjo menyerahkan hadiah pemenang lomba

Bapak Rudi Hartono, S.Pd saat Kepala UPT SD Negeri Sumberjo menyerahkan hadiah pemenang lomba pada acara Maulid Nabi Muhammad saw.

RUDI HARTONO, S.Pd

Bapak Rudi Hartono, S.Pd Kepala UPT SD Negeri Sumberjo Sutojayan Blitar.

Tampilkan postingan dengan label Artikel Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Senin, 27 Oktober 2025

Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97 Tahun 2025: “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu”

Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97 Tahun 2025: “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu”




Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda, sebuah momentum bersejarah yang menandai bersatunya para pemuda dari berbagai daerah di Nusantara untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tahun 2025 ini menjadi peringatan ke-97 tahun Sumpah Pemuda, dengan tema nasional “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu.”

Tema tersebut menggambarkan semangat generasi muda Indonesia untuk terus bergerak maju, berinovasi, dan menjaga persatuan di tengah berbagai tantangan zaman. Semangat ini pula yang dihidupkan oleh UPTD SD Negeri Sumberjo melalui pelaksanaan upacara bendera pada hari Selasa, 28 Oktober 2025 di halaman sekolah.

Upacara berlangsung dengan khidmat dan penuh semangat nasionalisme, diikuti oleh seluruh warga sekolah — mulai dari kepala sekolah, guru, staf, hingga seluruh siswa-siswi. Dalam amanatnya, Kepala UPTD SD Negeri Sumberjo menekankan pentingnya meneladani semangat juang para pemuda 1928 yang telah mengesampingkan perbedaan suku, bahasa, dan daerah demi satu tujuan bersama: Indonesia yang bersatu dan merdeka.

Seusai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan berbagai permainan kebersamaan yang dirancang untuk menumbuhkan rasa persaudaraan, kerja sama, dan persatuan antar siswa. Suasana keceriaan dan kekompakan tampak jelas di wajah para peserta, mencerminkan nilai-nilai luhur Sumpah Pemuda yang tetap relevan hingga kini.

Sebagai refleksi sejarah, Sumpah Pemuda lahir dari Kongres Pemuda II yang diselenggarakan pada 27–28 Oktober 1928 di Jakarta. Dalam kongres tersebut, para pemuda dari berbagai organisasi dan daerah menyatukan tekad dan mengikrarkan tiga janji suci yang dikenal sebagai Teks Sumpah Pemuda:

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Ikrar tersebut menjadi tonggak penting lahirnya semangat nasionalisme dan menjadi landasan kuat menuju kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

Melalui peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini, UPTD SD Negeri Sumberjo berharap semangat para pemuda 1928 dapat terus menginspirasi generasi muda masa kini untuk selalu bersatu, berprestasi, dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Mari kita jaga semangat persatuan dan kebersamaan demi Indonesia yang semakin maju dan bermartabat.
Selamat Hari Sumpah Pemuda ke-97!
Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu! 🇮🇩

🖋️ UPTD SD Negeri Sumberjo – Menginspirasi, Mendidik, dan Menumbuhkan Semangat Kebangsaan Sejak Dini.

Share:

Minggu, 05 Oktober 2025

Selamat Hari Guru Sedunia 2025

Selamat Hari Guru Sedunia 2025

Diumumkan dengan sukacita, pada tanggal 5 Oktober 2025 kita memperingati Hari Guru Sedunia. Hari ini menjadi momen penting untuk menghargai jasa para guru yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mendidik dan membimbing generasi penerus bangsa.



Di UPT SD Negeri Sumberjo, guru bukan hanya pengajar, tetapi juga panutan dan pembimbing yang menanamkan nilai-nilai karakter, disiplin, dan kreativitas pada siswa. Dedikasi mereka yang tiada henti telah membantu membentuk fondasi masa depan anak-anak kita.

Peringatan Hari Guru Sedunia tahun ini mengingatkan kita semua akan pentingnya pendidikan berkualitas dan peran guru dalam mencetak generasi yang cerdas, berakhlak mulia, serta siap menghadapi tantangan global.

Kepada seluruh guru, baik di sekolah kami maupun di seluruh Indonesia, kami ucapkan “Selamat Hari Guru Sedunia 2025!” Terima kasih atas kesabaran, semangat, dan dedikasi yang selalu diberikan. Semoga semangat mengajar dan mendidik terus menginspirasi anak-anak kita untuk meraih cita-cita mereka.

Mari bersama-sama kita terus mendukung guru-guru kita dalam misi mulia ini, karena masa depan bangsa sangat bergantung pada tangan-tangan yang sabar dan penuh kasih ini.

Share:

Perbedaan Sistem Penilaian Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

 

Perbedaan Sistem Penilaian Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka



Penilaian hasil belajar peserta didik merupakan bagian penting dalam proses pendidikan. Melalui penilaian, guru dapat mengetahui sejauh mana capaian kompetensi siswa, memberikan umpan balik, sekaligus melakukan perbaikan pembelajaran. Seiring perubahan kurikulum di Indonesia, sistem penilaian juga mengalami penyesuaian.

Jika dalam Kurikulum 2013 (K13) dikenal istilah Penilaian Harian (PH), Penilaian Tengah Semester (PTS), dan Penilaian Akhir Semester (PAS), maka dalam Kurikulum Merdeka istilah-istilah tersebut sudah tidak digunakan lagi.


Sistem Penilaian pada Kurikulum 2013

Dalam Kurikulum 2013, guru wajib melaksanakan penilaian yang meliputi:

  1. Penilaian Harian (PH) → dilaksanakan setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD).

  2. Penilaian Tengah Semester (PTS) → dilaksanakan di pertengahan semester.

  3. Penilaian Akhir Semester (PAS) → dilaksanakan di akhir semester.

  4. Penilaian Akhir Tahun (PAT) → mencakup seluruh KD di semester 2 (atau gabungan semester 1 dan 2).

Bentuk penilaian dalam K13 lebih banyak berupa tes tertulis, meskipun tetap dimungkinkan dalam bentuk praktik, proyek, maupun penugasan.


Sistem Penilaian pada Kurikulum Merdeka

Dalam Kurikulum Merdeka, penilaian disederhanakan menjadi dua kategori utama:

  1. Penilaian Formatif

    • Dilaksanakan sepanjang proses pembelajaran.

    • Bentuknya bisa observasi, kuis, penugasan, portofolio, maupun proyek.

    • Tujuannya memberikan umpan balik agar siswa dapat memperbaiki proses belajar.

  2. Penilaian Sumatif

    • Dilaksanakan di akhir suatu unit/topik, fase, atau semester.

    • Bentuknya fleksibel: bisa tes tertulis, proyek, produk, maupun unjuk kerja.

    • Tujuannya untuk mengetahui capaian belajar siswa sebagai dasar pengisian rapor.

Dengan demikian, dalam Kurikulum Merdeka tidak ada kewajiban PTS dan PAS. Sekolah tetap boleh mengadakan Sumatif Tengah Semester dan Sumatif Akhir Semester, tetapi bentuk dan waktunya lebih fleksibel sesuai kebutuhan.


Perbandingan Singkat

Aspek Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka
Penilaian Harian Ada (PH), tes tiap KD Diganti dengan penilaian formatif
Tengah Semester PTS wajib Bisa dilakukan dalam bentuk Sumatif Tengah Semester, tidak wajib
Akhir Semester PAS wajib Bisa dilakukan sebagai Sumatif Akhir Semester
Akhir Tahun PAT Diganti dengan penilaian sumatif akhir fase
Fokus Hasil belajar (output) Proses & hasil belajar (growth & outcome)
Bentuk Penilaian Dominan tes tertulis Lebih variatif: tes, proyek, portofolio, produk, unjuk kerja

Dasar Hukum dan Rujukan Terbaru

  1. Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

  2. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka (2022), Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP).

  3. Permendikdasmen No. 10 Tahun 2025 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

  4. Permendikdasmen No. 12 Tahun 2025 tentang Standar Isi.

  5. Permendikdasmen No. 13 Tahun 2025 tentang perubahan atas Permendikbud No. 12 Tahun 2024 mengenai Kurikulum pada PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK.

  6. Permendikdasmen No. 15 Tahun 2025 tentang pencabutan beberapa aturan lama yang tidak relevan dengan Kurikulum Merdeka.

Perubahan sistem penilaian dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka menunjukkan adanya pergeseran paradigma dari sekadar mengejar hasil akhir menjadi fokus pada pertumbuhan dan proses belajar siswa. Guru dan sekolah diberikan fleksibilitas dalam menentukan bentuk dan waktu penilaian, selama tetap berorientasi pada capaian kompetensi yang diatur dalam standar terbaru.

Dengan pemahaman ini, diharapkan guru, siswa, dan orang tua dapat lebih siap menghadapi perubahan kurikulum dan bersama-sama menciptakan proses pembelajaran yang lebih bermakna.


Share:

Rabu, 01 Oktober 2025

Pentingnya Pendidikan Karakter Sejak Dini untuk Membentuk Generasi Berakhlak Mulia

 

Pentingnya Pendidikan Karakter Sejak Dini untuk Membentuk Generasi Berakhlak Mulia

Pendidikan di era modern tidak cukup hanya menekankan pada pengetahuan akademik. Lebih dari itu, pendidikan juga harus membentuk karakter anak sejak dini agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak, disiplin, bertanggung jawab, serta mampu hidup bermasyarakat dengan baik. Karakter ibarat pondasi utama yang akan menentukan bagaimana anak melangkah di masa depan.

Usia anak adalah masa emas untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan. Pada tahap ini, anak cenderung mudah meniru dan mencontoh perilaku orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus dimulai dari rumah, diperkuat di sekolah, serta diteladankan di lingkungan masyarakat.


Peran Tiga Lingkungan Pendidikan

  1. Keluarga
    Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Orang tua menjadi teladan utama dalam pembentukan karakter. Kebiasaan sehari-hari di rumah, seperti berdoa sebelum makan, membuang sampah pada tempatnya, mandi teratur, merapikan tempat tidur, hingga menepati janji, adalah dasar yang akan membentuk disiplin dan tanggung jawab anak.

  2. Sekolah
    Di sekolah, guru melanjutkan dan memperkuat pendidikan karakter melalui pembiasaan positif. Anak-anak dilatih untuk disiplin waktu, belajar dengan tekun, berbahasa halus, menghormati guru, menghargai teman, serta menjaga kebersihan kelas. Keteladanan guru dalam bersikap juga sangat penting karena anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat.

  3. Masyarakat
    Lingkungan sekitar juga memberi pengaruh besar. Masyarakat yang tertib, ramah, dan menjunjung gotong royong menjadi contoh nyata bagaimana anak seharusnya hidup bermasyarakat. Misalnya, membiasakan antri dengan tertib di tempat umum akan melatih kesabaran dan kedisiplinan anak.


Pembiasaan Positif Sehari-hari

Pendidikan karakter sejak dini dapat ditanamkan melalui kegiatan sederhana sehari-hari yang dilakukan secara konsisten, antara lain:

  • Menjalankan ajaran agama dengan rajin beribadah dan berdoa.

  • Menghormati orang tua, guru, serta orang yang lebih tua.

  • Menggunakan bahasa yang halus dan sopan.

  • Membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan.

  • Merapikan tempat tidur setelah bangun.

  • Mandi secara teratur dan menjaga kebersihan diri.

  • Menepati janji dan berkata jujur.

  • Disiplin waktu: belajar tepat waktu, datang ke sekolah tidak terlambat, serta istirahat cukup.

  • Antri dengan tertib di sekolah, kantin, maupun tempat umum.

  • Bermain secukupnya, tidak berlebihan.

  • Menjaga tutur kata agar tidak menyakiti orang lain.

Meskipun sederhana, kebiasaan-kebiasaan ini bila dibiasakan setiap hari akan membentuk karakter yang kuat, tertanam dalam diri anak, dan terbawa hingga dewasa.

Mengapa Pendidikan Karakter Penting?

Anak yang memiliki karakter baik akan lebih mudah diterima dalam lingkungan sosial, lebih bertanggung jawab dalam belajar, serta lebih siap menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Karakter juga menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan, karena kecerdasan tanpa akhlak tidak akan cukup membawa seseorang pada kebaikan hidup.

Dengan pendidikan karakter, anak-anak diharapkan tumbuh menjadi generasi yang cerdas, santun, jujur, disiplin, beriman, dan peduli terhadap sesama.

Pendidikan karakter sejak dini adalah investasi jangka panjang yang sangat berharga. Dengan kerjasama keluarga, sekolah, dan masyarakat, anak-anak dapat dibentuk menjadi pribadi yang tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga berakhlak mulia.

Mari kita biasakan hal-hal kecil seperti disiplin, antri, menepati janji, menjaga kebersihan, sopan santun, dan religius, karena dari kebiasaan kecil inilah lahir generasi bangsa yang kuat dan bermartabat.

Share:

Memperingati Hari Batik Nasional 2025: Batik, Warisan Budaya Bangsa yang Mendunia

Memperingati Hari Batik Nasional 2025: Batik, Warisan Budaya Bangsa yang Mendunia

Setiap tanggal 2 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Batik Nasional. Peringatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga menjadi momentum penting untuk menumbuhkan rasa bangga sekaligus tanggung jawab dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa. Tahun 2025 ini, peringatan Hari Batik kembali menjadi pengingat bahwa batik bukan hanya kain bermotif indah, melainkan juga sarat makna, simbol identitas, dan bagian dari sejarah panjang perjalanan Indonesia.



Sejarah Hari Batik Nasional

Hari Batik Nasional ditetapkan berdasarkan pengakuan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009, ketika batik resmi dimasukkan ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. Pengakuan ini merupakan bukti bahwa batik diakui dunia sebagai bagian penting dari kebudayaan Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan.

Sejak saat itu, pemerintah menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional, dan masyarakat Indonesia diajak untuk mengenakan batik sebagai bentuk penghormatan serta kebanggaan terhadap warisan leluhur.

Filosofi dan Keindahan Batik

Batik Indonesia memiliki ragam motif dan corak yang berbeda-beda di setiap daerah. Setiap motif mengandung makna filosofis, doa, dan harapan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Misalnya, motif Parang yang melambangkan kekuatan dan keberanian, atau motif Kawung yang mencerminkan kebijaksanaan serta keadilan.

Dengan keragaman motifnya, batik menjadi simbol persatuan dalam keberagaman, sejalan dengan semboyan bangsa kita, Bhinneka Tunggal Ika.

Hari Batik Nasional di Sekolah

Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional 2025, sekolah-sekolah di seluruh Indonesia, termasuk UPT SD Negeri Sumberjo, mengajak seluruh guru dan siswa untuk mengenakan batik. Tidak hanya sekadar memakai, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda tentang pentingnya mencintai dan melestarikan batik sejak dini.

Melalui pembelajaran di kelas maupun kegiatan tematik, siswa diajak mengenal sejarah batik, jenis-jenis motif batik, hingga proses pembuatannya. Dengan demikian, peringatan Hari Batik bukan hanya menjadi kegiatan rutin, melainkan juga sarana edukasi dan penanaman nilai budaya bangsa.

Batik dan Generasi Muda

Generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian batik. Dengan kecintaan mereka terhadap batik, warisan ini akan terus hidup dan berkembang, bahkan bisa dikreasikan menjadi karya-karya modern tanpa kehilangan nilai tradisinya. Batik tidak hanya digunakan dalam acara formal, tetapi kini juga hadir dalam desain pakaian sehari-hari, aksesoris, hingga produk kreatif yang digemari anak muda.

Ajakan untuk Warga Sekolah

Sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya bangsa, UPT SD Negeri Sumberjo mengajak seluruh warga sekolah — baik guru, staf, maupun siswa — untuk bersama-sama mengenakan pakaian batik pada Hari Batik Nasional, Rabu, 2 Oktober 2025.

Mari kita jadikan momentum ini sebagai wujud kecintaan kita terhadap budaya bangsa sekaligus sarana untuk menumbuhkan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia. Dengan mengenakan batik, kita tidak hanya memperingati sebuah hari besar, tetapi juga menegaskan identitas kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang kaya budaya dan diakui dunia.

Penutup

Hari Batik Nasional 2025 adalah momentum untuk mempertegas jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar, kaya akan budaya, dan diakui dunia. Mari kita jadikan batik bukan sekadar busana, tetapi juga kebanggaan bersama yang terus dijaga, dilestarikan, dan diwariskan kepada anak cucu kita.

Dengan mengenakan batik pada Hari Batik Nasional, kita bukan hanya sekadar mengenakan kain bermotif, tetapi juga sedang mengenakan identitas, sejarah, dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.

Share:

Senin, 29 September 2025

UPT SD Negeri Sumberjo Peringati Peristiwa G30S/PKI sebagai Pengingat Sejarah Bangsa

UPT SD Negeri Sumberjo Peringati Peristiwa G30S/PKI sebagai Pengingat Sejarah Bangsa

Sumberjo – Pada hari Selasa, 30 September 2025, UPT SD Negeri Sumberjo melaksanakan kegiatan peringatan peristiwa G30S/PKI. Peringatan ini menjadi momentum penting untuk mengenang sejarah kelam bangsa sekaligus menanamkan nilai kewaspadaan, persatuan, dan cinta tanah air kepada seluruh siswa.

Dalam kegiatan tersebut, guru memberikan penjelasan tentang kronologi peristiwa G30S/PKI, bagaimana ideologi yang salah dapat mengancam persatuan bangsa, serta pentingnya Pancasila sebagai dasar negara yang harus selalu dijaga. Melalui tayangan edukatif dan diskusi bersama, siswa diajak untuk memahami bahwa tragedi tersebut bukan sekadar sejarah, tetapi juga sebuah pelajaran agar generasi muda tidak mudah terpengaruh oleh paham yang menyimpang dari nilai-nilai kebangsaan.



Kepala sekolah, Bapak Rudi Hartono, menyampaikan bahwa peringatan G30S/PKI ini merupakan sarana pendidikan karakter. “Anak-anak perlu memahami bahwa kemerdekaan dan persatuan bangsa ini tidak datang begitu saja, melainkan hasil perjuangan para pahlawan. Tugas kita adalah menjaga persatuan itu dengan selalu mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Dengan adanya peringatan ini, diharapkan seluruh siswa UPT SD Negeri Sumberjo semakin memiliki kesadaran untuk mencintai tanah air, menghormati jasa pahlawan, serta senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.


📌 Ikuti terus informasi kegiatan sekolah melalui:

Share:

Minggu, 28 September 2025

Pelaksanaan Supervisi Guru SD oleh Kepala Sekolah dan Unduh Instrumennya

 

Pelaksanaan Supervisi Guru SD oleh Kepala Sekolah

(dengan fokus pada Pembelajaran Mendalam — revisi Kurikulum Merdeka)

DOWNLOAD INSTRUMEN SUPERVISI DEEPLEARNING




Ringkasan singkat: artikel ini menjelaskan kerangka, prinsip, langkah praktis, dan contoh instrumen supervisi yang dapat dipakai kepala sekolah SD untuk membina guru dalam menerapkan pembelajaran mendalam (deep learning) sesuai arah kebijakan Kurikulum Merdeka dan perubahan regulasi terbaru. Referensi kebijakan dan sumber teknis disertakan di tiap bagian penting. Scribd+3Sistem Informasi Kurikulum Nasional+3JDIH Kemdikbud+3


1. Landasan kebijakan singkat

Kurikulum Merdeka yang direvisi menempatkan Pembelajaran Mendalam sebagai pendekatan utama—mendorong pemahaman utuh, keterkaitan antar konsep, berpikir kritis, kreativitas, dan penerapan pada konteks nyata. Regulasi terbaru memperkuat arah ini dan mendorong satuan pendidikan menyiapkan pendidik dan pimpinan untuk membangun budaya pembelajaran yang mendalam. Sistem Informasi Kurikulum Nasional+1

2. Tujuan supervisi kepala sekolah (dalam konteks Pembelajaran Mendalam)

  • Meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang menumbuhkan pemahaman mendalam peserta didik. Sistem Informasi Kurikulum Nasional

  • Membina guru secara kolaboratif (coaching, mentoring) — bukan sekadar menilai. Scribd

  • Menyelaraskan praktik pembelajaran di kelas dengan capaian pembelajaran dan alokasi waktu untuk pembelajaran mendalam. BBPMP Jawa Tengah

3. Prinsip supervisi yang direkomendasikan

  1. Berorientasi pada pembelajaran murid — fokus bukan hanya kegiatan guru, tapi pada proses berpikir dan produk belajar siswa. Sistem Informasi Kurikulum Nasional

  2. Formatif dan kolaboratif — supervisi sebagai bimbingan berkelanjutan (coaching cycle) bukan hukuman. Scribd

  3. Kontekstual dan berbasis bukti — observasi kelas, dokumen perencanaan, produk siswa, dan refleksi guru. Scribd

  4. Fokus pada praktik Pembelajaran Mendalam — inquiry, problem-based learning, proyek interdisipliner, refleksi metakognitif. Sistem Informasi Kurikulum Nasional

4. Siklus supervisi praktis (langkah demi langkah)

  1. Perencanaan supervisi

    • Kepala sekolah menyusun rencana supervisi tahunan/semester berdasarkan kebutuhan (hasil asesmen, observasi sebelumnya, program sekolah).

    • Tetapkan prioritas: mis. penerapan pembelajaran mendalam 10% jam untuk proyek/interdisipliner, penguatan asesmen autentik. BBPMP Jawa Tengah

  2. Persiapan bersama guru

    • Koordinasi: kepala sekolah dan guru menyepakati fokus observasi (mis. keterlibatan siswa, pertanyaan tinggi-kognitif, penggunaan tugas autentik).

    • Minta guru mengirim RPP/modul ajar, tugas/proyek, dan target capaian.

  3. Observasi kelas terstruktur

    • Lakukan observasi langsung (atau rekaman bila perlu) menggunakan instrumen yang memuat indikator pembelajaran mendalam: perencanaan berpijak pada capaian, aktivitas berpikir tingkat tinggi, interaksi, penggunaan sumber belajar, asesmen formatif, dan refleksi siswa. Scribd

  4. Umpan balik (dialog profesional)

    • Berikan umpan balik yang spesifik, berbasis bukti (contoh: “pada menit 15 terlihat 3 siswa mengajukan hipotesis — bagus; untuk memperdalam, coba minta tiap kelompok menjelaskan alasan hipotesisnya dengan data dari eksperimen kecil”).

    • Gunakan pendekatan tanya-kurikulum: ajak guru refleksi, bukan menggurui.

  5. Tindak lanjut & pendampingan

    • Susun rencana tindak lanjut: pelatihan mini, lesson study, co-planning, atau modelling.

    • Jadwalkan observasi ulang atau pembimbingan berkala.

  6. Dokumentasi & evaluasi

    • Simpan hasil observasi, catatan umpan balik, rencana tindak lanjut, dan bukti peningkatan (produk siswa, rekaman, RPP revisi).

    • Gunakan data untuk perencanaan pengembangan profesional sekolah.

(Siklus ini berulang dan bersifat berkelanjutan — inti supervisi di Kurikulum Merdeka adalah pembinaan bukan hanya penilaian administratif.) Scribd+1

5. Contoh instrumen supervisi singkat (indikator fokus Pembelajaran Mendalam)

Perencanaan & kesiapan

Pelaksanaan di kelas

  • Kegiatan mendorong siswa bertanya, merancang, memecahkan masalah, dan merefleksi.

  • Interaksi guru–siswa bersifat fasilitatif (mendorong diskusi, berpikir kritis).

  • Ada unsur interdisipliner atau aplikasi konteks nyata (jika relevan). Sistem Informasi Kurikulum Nasional+1

Asesmen & produk siswa

  • Penilaian autentik: rubrik jelas, tugas menilai pemahaman mendalam, bukan sekadar hafalan.

  • Bukti belajar: portofolio, produk, presentasi, catatan reflektif siswa. Scribd

Refleksi & tindak lanjut guru

  • Guru melakukan refleksi tertulis/ lisan tentang apa yang berhasil dan yang perlu diperbaiki.

  • Ada rencana perbaikan/ pengayaan pasca-observasi.

(Dokumen instrumen yang lebih lengkap bisa diadaptasi dari contoh instrumen supervisi pembelajaran mendalam yang beredar dan disesuaikan konteks SD.) Scribd

6. Contoh rubrik sederhana (skala 1–4) — untuk keperluan observasi cepat

  • 4 (Sangat baik): Siswa aktif berpikir kritis, tugas menuntut pemahaman mendalam; guru memfasilitasi diskusi berjenjang; asesmen autentik berjalan.

  • 3 (Baik): Banyak indikator pembelajaran mendalam terpenuhi, perlu penguatan pada asesmen atau tugas interdisipliner.

  • 2 (Cukup): Aktivitas cenderung ritual; ada beberapa unsur berpikir tingkat tinggi tetapi belum konsisten.

  • 1 (Perlu pembinaan): Pembelajaran masih berfokus pada hafalan/penjelasan satu arah; butuh pendampingan intensif.
    Gunakan rubrik ini sebagai alat komunikasi yang jelas saat memberi umpan balik. Scribd

7. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran

  • Fasilitator pengembangan profesional: menyediakan waktu, sumber daya, dan akses pelatihan untuk guru menerapkan pembelajaran mendalam. BBPMP Jawa Tengah

  • Model dan agen perubahan: menunjukkan praktik pembelajaran dan mendukung eksperimen pedagogis yang aman.

  • Penghubung kebijakan dan praktik: menerjemahkan regulasi (Permendikdasmen/arah Kurikulum Merdeka) ke dalam rencana sekolah yang nyata. JDIH Kemdikbud

8. Rekomendasi praktis cepat untuk kepala sekolah SD

  1. Mulai dari prioritas kecil: pilih 1–2 guru atau 1 kelas sebagai pilot untuk model pembelajaran mendalam.

  2. Sediakan lesson study / sharing rutin: guru saling observasi dan berdiskusi untuk perbaikan.

  3. Integrasikan 10% jam untuk pembelajaran mendalam (sesuai pedoman implementasi di beberapa sumber) untuk proyek kecil/interdisipliner. BBPMP Jawa Tengah

  4. Gunakan data siswa sebagai bukti: praktik supervisi harus terlihat pengaruhnya pada produk dan capaian siswa.

  5. Dokumentasikan proses agar bisa digunakan sebagai bukti perkembangan dan bahan pengembangan sekolah.

9. Penutup

Supervisi yang efektif dalam era Kurikulum Merdeka berarti perubahan dari kontrol administratif menjadi pembinaan profesional yang menjejaki kualitas pembelajaran siswa — khususnya pembelajaran mendalam. Kepala sekolah berperan sentral: merencanakan, memfasilitasi, memberi umpan balik yang membangun, dan memastikan tindak lanjut berkelanjutan. Dengan siklus supervisi yang kolaboratif dan instrumen yang fokus pada indikator deep learning, SD dapat membangun praktik pembelajaran yang bermakna dan tahan lama. Sistem Informasi Kurikulum Nasional+2Scribd+2


Referensi utama yang dipakai (pilihan)

Share:

Senin, 25 Agustus 2025

Mengapa UPT SD Negeri Sumberjo Disingkat Seroja Jaya?

 

Mengapa UPT SD Negeri Sumberjo Disingkat Seroja Jaya?



UPT SD Negeri Sumberjo Kecamatan Sutojayan memiliki identitas baru yang unik dan penuh makna, yaitu singkatan “Seroja Jaya”. Nama ini bukan sekadar singkatan, tetapi mengandung filosofi yang mendalam sekaligus menjadi simbol semangat seluruh warga sekolah.

🌸 Asal-usul Singkatan

Nama Seroja Jaya diambil dari:

  • Se → SD Negeri Sumberjo

  • Roja → singkatan dari kata Sumberjo Jaya

Sehingga terbentuklah singkatan Seroja Jaya.
Selain mudah diingat, singkatan ini juga memiliki makna indah karena seroja berarti bunga teratai.

🌸 Filosofi Bunga Seroja (teratai)

Bunga seroja atau teratai adalah bunga yang tetap tumbuh indah dan harum meski hidup di air keruh. Hal ini melambangkan semangat siswa-siswi SD Negeri Sumberjo untuk:

  • Tetap tumbuh kuat dalam segala keadaan

  • Menjadi pribadi yang berakhlak mulia

  • Berprestasi dan membanggakan sekolah serta orang tua

Filosofi ini sejalan dengan motto sekolah: “IMTAQ, IPTEK, dan AKHLAQ”.

🌟 Jaya untuk Prestasi

Kata “Jaya” melambangkan kejayaan, keberhasilan, dan prestasi.
Dengan nama Seroja Jaya, diharapkan SD Negeri Sumberjo terus mencetak generasi yang:

  • Unggul dalam akademik dan non-akademik

  • Berdaya saing tinggi di tingkat lokal maupun nasional

  • Menjunjung tinggi akhlak dan budi pekerti



🎯 Identitas Baru, Semangat Baru

Dengan hadirnya nama Seroja Jaya, sekolah memiliki branding unik yang mudah dikenali dan membedakannya dari sekolah lain.

  • Untuk administrasi resmi, sekolah tetap menggunakan nama UPT SD Negeri Sumberjo Kecamatan Sutojayan.

  • Namun, untuk kegiatan non-formal, ekstrakurikuler, promosi sekolah, hingga yel-yel siswa, nama Seroja Jaya akan menjadi semangat kebanggaan bersama.


Seroja Jaya bukan hanya sebuah singkatan, tetapi sebuah simbol perjuangan, keindahan, dan kejayaan bagi seluruh keluarga besar SD Negeri Sumberjo.

Share:

Selasa, 29 Juli 2025

Mengapa Guru di Negara Maju Lebih Mengkhawatirkan Anak yang Tidak Bisa Mengantri daripada yang Tidak Bisa Matematika?

Mengapa Guru di Negara Maju Lebih Mengkhawatirkan Anak yang Tidak Bisa Mengantri daripada yang Tidak Bisa Matematika?

Seorang guru di Australia pernah berkata:

“Kami tidak terlalu khawatir jika anak-anak sekolah dasar kami belum pandai Matematika. Yang lebih kami khawatirkan adalah jika mereka belum bisa mengantri.”

Pernyataan tersebut mungkin terdengar mengejutkan, namun mengandung pesan yang sangat mendalam. Mengapa kemampuan mengantri dianggap lebih penting?



Mengantri: Lebih dari Sekadar Menunggu

Kemampuan berhitung atau menguasai Matematika bisa dikejar dengan pembelajaran intensif dalam hitungan bulan. Namun, karakter seperti kesabaran, kedisiplinan, dan menghargai hak orang lain tidak bisa diajarkan secara instan—ia dibentuk melalui proses panjang, pembiasaan, dan keteladanan sejak usia dini.

Nilai-Nilai Penting yang Dipelajari dari Mengantri

  1. Manajemen waktu – Ingin berada di depan? Datang lebih awal.

  2. Kesabaran – Belajar menunggu adalah bagian penting dari kehidupan.

  3. Menghargai hak orang lain – Yang datang lebih dulu berhak dilayani lebih dulu.

  4. Disiplin dan tertib – Tidak menyerobot, tidak memotong jalur.

  5. Tanggung jawab – Terlambat datang? Maka bersedia menunggu di belakang.

  6. Kreativitas – Menyiasati waktu tunggu dengan hal-hal positif.

  7. Sopan santun dan sosialiasi – Menyapa, berbincang, dan menghormati orang lain.

  8. Sebab-akibat – Tindakan hari ini memengaruhi hasil di masa depan.

  9. Rasa malu yang sehat – Menyerobot antrian? Timbul rasa tidak nyaman.

  10. Keadilan dan kesetaraan – Semua orang punya hak dan kesempatan yang sama.

Realita yang Sering Terjadi

Sayangnya, tanpa disadari, justru kita sebagai orang dewasa kadang memberi contoh yang kurang baik, seperti:

  • ❌ Menyuruh anak menyelak antrian.

  • ❌ Mencari-cari alasan agar bisa dilayani duluan.

  • ❌ Memarahi anak karena tidak berani menyerobot.

  • ❌ Marah saat ditegur karena menyerobot antrian.

Padahal, dari kebiasaan kecil seperti ini, karakter anak mulai terbentuk. Anak belajar dari apa yang kita lakukan, bukan hanya dari apa yang kita ucapkan.

Mengapa Ini Penting?

Budaya negatif seperti suap, korupsi, keinginan instan, dan ketidakpatuhan terhadap aturan bisa berakar dari ketidakmampuan menghargai proses—termasuk mengantri secara tertib.

Mari Mulai dari Hal Sederhana

📌 Ajarkan anak untuk mengantri dengan tertib.
📌 Beri contoh melalui perilaku kita sehari-hari.
📌 Bangun karakter anak lewat kebiasaan-kebiasaan kecil yang bermakna.

Karakter yang kuat tidak dibentuk dalam sehari, tapi melalui tindakan konsisten yang ditanamkan setiap hari. Karena pada akhirnya, keberhasilan sejati bukan hanya tentang kecerdasan, tapi juga tentang akhlak dan sikap hidup.


Share:

Minggu, 13 Juli 2025

20 Contoh Kegiatan MPLS SD

20 Contoh Kegiatan MPLS SD


Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SD telah berakhir dan rangkaian MPLS akan segera dimulai. Sebagai referensi, guru bisa cek 20 kegiatan MPLS SD asyik dan edukatif di sini.
MPLS atau Masa Pengenalan Siswa Baru merupakan kegiatan pengenalan sekolah untuk siswa baru. Kegiatan ini berisi pengenalan guru, ekstrakurikuler, aturan, dan fasilitas sekolah.


20 Contoh Kegiatan MPLS SD Asyik dan Edukatif
1. Upacara Bendera dengan Pakaian Tradisional
Upacara bendera biasanya dilakukan pada hari pertama masuk sekolah. Agar lebih berkesan, guru bisa menggunakan pakaian tradisional untuk dikenalkan kepada siswa baru.

2. Tur Keliling Sekolah
Para siswa baru bisa diajak berkeliling di setiap gedung sekolah. Dengan ini, siswa bisa melihat langsung situasi sekolah tempatnya belajar.

3. Pengenalan Guru dan Warga Sekolah
Sekolah tidak hanya sebatas tempat siswa akan belajar. Siswa juga wajib mengenal warga sekolah mulai dari kepala sekolah, wakil, dewan, guru, karyawan hingga penjaga sekolah.

4. Sosialisasi Tata Tertib dan Aturan Sekolah
Pihak sekolah juga wajib mensosialisasikan tata tertib dan aturan sekolah. Hal ini bertujuan agar siswa mengerti batasan terkait aktivitas yang diperbolehkan dan dilarang.

5. Pengenalan Visi Misi Sekolah
Para siswa baru dianjurkan untuk dikenalkan visi misi sekolah. Tujuannya tidak lain agar siswa baru bisa memahami tujuan dan kegiatan pembelajaran yang diadakan pihak sekolah.


6. Materi Kedisiplinan, Kepemimpinan, dan Kewirausahaan
MPLS tidak hanya sebatas mengenalkan lingkungan sekolah saja. Siswa juga perlu diberikan materi terkait kedisiplinan, kepemimpinan dan kewirausahaan.

7. Pelatihan Keselamatan dengan Simulasi
Siswa baru perlu diajarkan mengenai simulasi keselamatan yang benar apabila terjadi bencana.

8. Pengenalan Kegiatan Ekstrakurikuler
Para siswa wajib mengetahui program ekstrakurikuler di sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler itu baik di bidang olahraga, seni dan budaya.

9. Bakti dan Sosial (Baksos)
MPLS tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah saja. Siswa baru bisa melaksanakan kegiatan bakti dan sosial (baksos) di luar sekolah, seperti kerja bakti membersihkan lingkungan.

10. Pameran Seni
Pihak sekolah bisa menginisiasi kegiatan pameran seni sebagai rangkaian MPLS. Pameran seni ini bisa dengan memamerkan karya seni dari siswa baru.

11. Lomba Desain Poster
Kegiatan lomba bagi siswa baru juga menarik untuk dilaksanakan. Kegiatan ini untuk mengasah kreatifitas dan jiwa kompetisi siswa.

12. Penanaman Pohon
Kegiatan penanaman pohon mengajarkan siswa untuk mendukung program penghijauan di sekolah. Hal ini mengajarkan siswa baru untuk lebih peduli kepada lingkungan.

13. Teka-teki MPLS
Permainan juga dibutuhkan agar kegiatan MPLS tidak membosankan, misalnya lewat teka-teki MPLS.

14. Ceramah Agama
Kegiatan MPLS sebaiknya tetap diisi dengan materi-materi keagamaan. Pihak sekolah bisa mengundang tokoh agama untuk memberikan ceramah saat program pengenalan lingkungan sekolah berlangsung.

15. Permainan Tradisional
MPLS bertujuan untuk melatih kekompakan siswa baru. Cara ini bisa ditempuh dengan melaksanakan permainan tradisional yang melatih kerja sama antar siswa, misalnya tarik tambang, bentengan, hingga bakiak.

16. Permainan Nama dengan Balon
Siswa baru harus mengenal temannya satu sama lain. Agar perkenalannya lebih menyenangkan, kombinasikan dengan permainan balon. Sediakan balon dengan nama para siswa, lalu bagikan dengan cara dilempar secara acak. Masing-masing siswa harus berkenalan dan memperkenalkan kembali teman yang namanya tertera di balon yang didapatkannya.


17. Perpustakaan Ajaib
Siswa baru akan diajak ke perpustakaan yang sudah di dekor seperti negeri dongeng.

18. Dekorasi Ruang Kelas
Untuk mendekorasi ruang kelas, guru-guru bisa menyiapkan kertas origami yang dibentuk bersama murid. Hasilnya akan digunakan untuk mendekor ruangan.

19. Sesi Tanya Jawab
Siswa baru sebaiknya diberi kesempatan mengetahui lebih dalam terkait lingkungan sekolahnya lewat sesi tanya jawab, baik kepada guru maupun kakak kelasnya sendiri.

20. Renungan dan Motivasi
Kegiatan MPLS bisa diakhiri dengan pemberian renungan dan motivasi kepada siswa baru. Para siswa baru diajak untuk mengevaluasi perjalanan pendidikan sebelumnya agar bisa termotivasi menyambut pendidikannya yang lebih tinggi.


Sumber: "20 Contoh Kegiatan MPLS SD Asyik dan Edukatif, Guru Wajib Cek Nih" selengkapnya https://www.detik.com/edu/sekolah/d-7458362/20-contoh-kegiatan-mpls-sd-asyik-dan-edukatif-guru-wajib-cek-nih.






Share:

Panduan MPLS 'Ramah' Tahun Ajaran 2025/2026

Panduan MPLS 'Ramah' Tahun Ajaran 2025/2026

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengeluarkan panduan resmi masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) untuk siswa PAUD, SD, SMP dan SMA/SMK baru tahun ajaran 2025/2026.
Tema masa pengenalan sekolah kali ini adalah MPLS Ramah. Maknanya, MPLS diharapkan sebagai kegiatan untuk menghormati hak anak dan menjunjung nilai karakter.




MPLS Ramah berisikan kegiatan-kegiatan penting seperti penumbuhan dan penguatan karakter serta profil lulusan, pengenalan warga sekolah, pengenalan kurikulum, pengenalan lingkungan sekolah, dan pengenalan lingkungan sekitar sekolah.


Berikut adalah ketentuan MPLS tahun ajaran 2025/2026. Panduan ini menjadi acuan bagi sekolah dalam menyelenggarakan MPLS.

Waktu Pelaksanaan MPLS Ramah
MPLS Ramah dilaksanakan selama lima hari pada jam kerja sekolah. Tanggalnya disesuaikan dengan kalender akademik dan jadwal pembelajaran sesuai ketetapan dinas pendidikan daerah.

Yang jelas, MPLS Ramah harus diadakan pada minggu pertama awal tahun ajaran 2025/2026. Aturan waktu ini dikecualikan bagi sekolah yang berasrama atau boarding school.

Masa MPLS bagi sekolah berasrama bisa dilakukan lebih dari lima hari. Namun, pelaksanaannya harus tetap sesuai dengan prinsip MPLS Ramah dalam panduan.



Kegiatan Wajib dalam MPLS Ramah

  • Kegiatan untuk menumbuhkan dan menguatkan karakter serta profil lulusan murid baru melalui Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Pertemuan Pagi Ceria, pengenalan profil lulusan, dan aktivitas lainnya terkait program pencegahan penyimpangan isu sosial.
  • Kegiatan pengenalan dan interaksi positif dengan warga satuan pendidikan
  • Kegiatan pengenalan sarana dan prasarana satuan pendidikan
  • Kegiatan pengenalan fasilitas umum yang tersedia di lingkungan terdekat satuan pendidikan
  • Kegiatan pengenalan visi, misi, dan tujuan sebagai ciri khas satuan pendidikan
  • Kegiatan pengenalan intrakurikuler (mata pelajaran wajib dan pilihan) dan kokurikuler yang dilaksanakan di satuan pendidikan
  • Kegiatan pengenalan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan minat, bakat, dan potensi diri
  • Kegiatan pengenalan budaya sekolah berupa program, kegiatan rutin, pembiasaan, dan keteladanan
Kegiatan Pilihan dalam MPLS Ramah
Selain kegiatan-kegiatan wajib di atas, siswa bisa memperoleh pengenalan atau pembelajaran lewat kegiatan berikut:

  • Kegiatan pengenalan program kesehatan sekolah termasuk keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
  • Kegiatan pengenalan empat pilar kebangsaan
  • Kegiatan pencegahan isu pornografi
  • Kegiatan pencegahan isu perkawinan anak
  • Kegiatan pencegahan isu sosial lainnya

Materi dan Ruang Lingkup Materi MPLS Ramah
1. Penumbuhan dan Penguatan Karakter serta Profil Lulusan
a. Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

  • Bangun Pagi: Menekankan pentingnya disiplin waktu
  • Beribadah: Mendorong pengembangan spiritual
  • Berolahraga: Meningkatkan kesadaran akan kesehatan fisik
  • Makan Sehat dan Bergizi: Membiasakan pola makan sehat
  • Gemar Belajar: Menumbuhkan motivasi belajar sepanjang hayat
  • Bermasyarakat: Mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan peduli sesama
  • Tidur Cepat: Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh
b. Pertemuan Pagi Ceria

  • Senam Anak Indonesia Hebat: Untuk menjaga kesehatan fisik dan membangkitkan semangat
  • Menyanyikan Lagu Indonesia Raya: Untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air, solidaritas keindonesiaan, dan membangkitkan semangat
  • Doa Bersama: Dilakukan sebelum memulai pelajaran untuk memohon kelancaran dan keberkahan dalam proses belajar
c. Profil Lulusan

  • Dimensi Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  • Dimensi kewargaan
  • Dimensi penalaran kritis
  • Dimensi kreativitas
  • Dimensi kolaborasi
  • Dimensi kemandirian
  • Dimensi kesehatan
  • Dimensi komunikasi
d. Pencegahan Penyimpangan Isu Sosial

Materi ini terdiri dari cara pencegahan dan pengenalan risiko penyalahgunaan NAPZA dan judi online. Selain itu, materi pilihan yang bisa dikenalkan adalah isu pornografi, perkawinan anak, dan lainnya.

2. Pengenalan dan Interaksi Positif dengan Warga Satuan Pendidikan
Dalam materi ini, siswa bisa diajak beradaptasi dan melakukan interaksi positif dengan murid, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, karyawan, hingga warga di sekitar sekolah.

3. Pengenalan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
Lewat materi ini siswa akan mengenal denah sekolah, fungsi setiap ruangan di sekolah, aksesibilitas keamanan di sekolah, dan fasilitas-fasilitas lain yang bisa dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.


4. Pengenalan Kondisi Lingkungan Sekitar Satuan Pendidikan
Untuk mengenal lebih dekat lingkungan sekitar sekolah, siswa bisa diajak bakti sosial di lingkungan sekitar sekolah atau menjaga kebersihan lingkungan tersebut.

5. Pengenalan Visi, Misi, dan Tujuan sebagai Ciri Khas Satuan Pendidikan
Pengenalan visi dan misi sekolah bertujuan mengenalkan siswa dengan identitas sekolahnya sendiri.

6. Pengenalan Intrakurikuler dan Kokurikuler di Satuan Pendidikan
Pengenalan intrakurikuler dan kokurikuler bisa berupa diskusi dan pengenalan apa saja mata pelajaran wajib dan pilihan yang ada di sekolah.

7. Pengenalan Ekstrakurikuler di Satuan Pendidikan
Selain aktif di kelas, siswa juga dituntut aktif dalam ekstrakulikuler. Lewat ekstrakurikuler, siswa bisa mengembangkan bakat dan minat mereka.

8. Pengenalan Budaya Satuan Pendidikan
Pengenalan budaya bisa berupa pengenalan aturan, tata tertib, budaya bersih, pembiasaan, agenda rutin dan kegiatan positif lainnya yang diselenggarakan sekolah.

Hal-hal yang Dilarang Selama MPLS Ramah
  • Memberikan tugas yang tidak masuk akal atau tidak relevan
  • Aktivitas yang mengarah pada kekerasan
  • Kegiatan MPLS Ramah tanpa pengawasan guru
  • Penggunaan atribut yang tidak edukatif dan tidak relevan
  • Bagi guru atau panitia MPLS yang masih bingun dengan bentuk materi yang harus disampaikan kepada siswa baru, bisa dipelajari silabusnya DI SINI ya.

Sumber: Detikcom https://www.detik.com/edu/sekolah/d-7998815/panduan-mpls-ramah-tahun-ajaran-2025-2026-ibu-bapak-guru-catat-nih#google_vignette

Share:

Fanspage FB

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages