Asesmen dalam Kurikulum Merdeka: Pendekatan Baru untuk Pembelajaran yang Lebih Bermakna
Kurikulum Merdeka hadir sebagai upaya pemerintah untuk menghadirkan proses pembelajaran yang lebih fleksibel, berpihak pada peserta didik, dan mendorong tercapainya profil Pelajar Pancasila. Salah satu komponen penting yang mengalami penyegaran adalah sistem asesmen, yang tidak lagi sekadar mengukur nilai angka, tetapi lebih menekankan pemahaman mendalam terhadap perkembangan kompetensi siswa.
1. Asesmen dalam Kurikulum Merdeka: Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil
Dalam Kurikulum Merdeka, asesmen tidak ditempatkan sebagai kegiatan akhir setelah pembelajaran selesai. Sebaliknya, asesmen menjadi bagian dari proses belajar itu sendiri. Artinya, guru dapat melakukan penilaian secara terus-menerus untuk melihat perkembangan siswa dari waktu ke waktu.
Tiga fungsi utama asesmen dalam Kurikulum Merdeka meliputi:
a. Asesmen Diagnostik
Dilakukan sebelum pembelajaran dimulai, asesmen ini bertujuan memetakan kemampuan awal, minat, serta kebutuhan belajar siswa. Melalui asesmen diagnostik, guru dapat merancang pembelajaran yang lebih tepat sasaran dan sesuai dengan karakteristik siswa.
b. Asesmen Formatif
Asesmen formatif dilakukan selama proses pembelajaran untuk memonitor pemahaman siswa. Guru bisa menggunakan berbagai cara seperti kuis singkat, diskusi, pengamatan, maupun tugas kreatif. Hasil asesmen formatif membantu guru memperbaiki metode mengajar dan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa.
c. Asesmen Sumatif
Berfungsi untuk mengukur pencapaian akhir siswa setelah periode pembelajaran tertentu. Bentuknya dapat berupa penilaian harian, proyek, portofolio, maupun ujian akhir. Meski demikian, asesmen sumatif pada Kurikulum Merdeka tetap menekankan pada capaian kompetensi, bukan sekadar angka.
2. Penekanan pada Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa
Kurikulum Merdeka mendorong guru untuk menggunakan asesmen sebagai alat untuk memahami murid, bukan menghukum atau membandingkan mereka. Setiap anak memiliki cara belajar, minat, dan ritme perkembangan yang berbeda. Oleh karena itu, asesmen didesain lebih fleksibel agar mampu menangkap perkembangan siswa secara menyeluruh.
Guru diberikan kewenangan untuk menentukan teknik asesmen yang paling relevan, seperti:
-
Portofolio karya siswa
-
Proyek individu atau kelompok
-
Penilaian praktik
-
Observasi dan catatan anekdot
-
Jurnal refleksi
-
Tes tulis ketika diperlukan
Kebebasan ini membuat guru dapat mengevaluasi tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga keterampilan sosial, karakter, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis.
3. Penguatan Umpan Balik (Feedback) yang Bermakna
Salah satu prinsip penting asesmen pada Kurikulum Merdeka adalah umpan balik yang berkesinambungan. Umpan balik ini membantu siswa mengetahui apa yang sudah mereka kuasai dan apa yang perlu diperbaiki. Dengan demikian, siswa lebih terdorong untuk melakukan perbaikan diri dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Umpan balik juga bisa diberikan secara lisan, tulisan, maupun melalui diskusi langsung antara guru dan siswa. Bahkan orang tua dapat dilibatkan agar perkembangan siswa dapat dipantau bersama di rumah dan di sekolah.
4. Melibatkan Proyek sebagai Bagian dari Asesmen
Kurikulum Merdeka memperkenalkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sebagai bagian penting dari pembelajaran. Proyek ini memiliki asesmen tersendiri dengan fokus pada nilai-nilai karakter, kolaborasi, serta kemampuan memecahkan masalah. Bentuk asesmennya bersifat kualitatif, efisien, dan menitikberatkan pada proses, bukan sekadar produk akhir.
5. Mengapa Asesmen pada Kurikulum Merdeka Dinilai Lebih Baik?
Beberapa keunggulan asesmen dalam Kurikulum Merdeka antara lain:
-
Lebih manusiawi dan tidak membebani siswa
-
Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai potensinya
-
Menekankan kemampuan berpikir tingkat tinggi
-
Mendorong kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua
-
Menghasilkan data yang lebih komprehensif tentang perkembangan peserta didik
Kesimpulan
Asesmen pada Kurikulum Merdeka bukan hanya alat ukur, melainkan strategi untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel, komprehensif, dan berfokus pada perkembangan peserta didik, Kurikulum Merdeka diharapkan mampu melahirkan generasi yang kompeten, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan.














.jpeg)







