Foto bersama setelah Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2023

Foto bersama setelah Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada hari Ahad, 1 Oktober 2023 di UPT SD Negeri Sumberjo.

Guru UPT SD Negeri Sumberjo

Foto Bersama Guru-guru UPT SD Negeri Sumberjo Sutojayan Blitar.

Kepala UPT SD Negeri Sumberjo saat upacara bendera

Kepala UPT SD Negeri Sumberjo, Bapak Rudi Hartono, S.Pd saat membacakan teks naskah Proklamasi dalam Upacara Bendera.

Kepala UPT SD Negeri Sumberjo menyerahkan hadiah pemenang lomba

Bapak Rudi Hartono, S.Pd saat Kepala UPT SD Negeri Sumberjo menyerahkan hadiah pemenang lomba pada acara Maulid Nabi Muhammad saw.

RUDI HARTONO, S.Pd

Bapak Rudi Hartono, S.Pd Kepala UPT SD Negeri Sumberjo Sutojayan Blitar.

Minggu, 05 Oktober 2025

Selamat Hari Guru Sedunia 2025

Selamat Hari Guru Sedunia 2025

Diumumkan dengan sukacita, pada tanggal 5 Oktober 2025 kita memperingati Hari Guru Sedunia. Hari ini menjadi momen penting untuk menghargai jasa para guru yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mendidik dan membimbing generasi penerus bangsa.



Di UPT SD Negeri Sumberjo, guru bukan hanya pengajar, tetapi juga panutan dan pembimbing yang menanamkan nilai-nilai karakter, disiplin, dan kreativitas pada siswa. Dedikasi mereka yang tiada henti telah membantu membentuk fondasi masa depan anak-anak kita.

Peringatan Hari Guru Sedunia tahun ini mengingatkan kita semua akan pentingnya pendidikan berkualitas dan peran guru dalam mencetak generasi yang cerdas, berakhlak mulia, serta siap menghadapi tantangan global.

Kepada seluruh guru, baik di sekolah kami maupun di seluruh Indonesia, kami ucapkan “Selamat Hari Guru Sedunia 2025!” Terima kasih atas kesabaran, semangat, dan dedikasi yang selalu diberikan. Semoga semangat mengajar dan mendidik terus menginspirasi anak-anak kita untuk meraih cita-cita mereka.

Mari bersama-sama kita terus mendukung guru-guru kita dalam misi mulia ini, karena masa depan bangsa sangat bergantung pada tangan-tangan yang sabar dan penuh kasih ini.

Share:

Pelaksanaan Asesmen Sumatif Tengah Semester (STS) Semester 1 Tahun Ajaran 2025/2026 di SD Negeri Sumberjo

📌 Pelaksanaan Asesmen Sumatif Tengah Semester (STS) Semester 1 Tahun Ajaran 2025/2026 di SD Negeri Sumberjo

Sumberjo – UPT SD Negeri Sumberjo resmi memulai pelaksanaan Asesmen Sumatif Tengah Semester (STS) Semester 1 Tahun Ajaran 2025/2026 mulai hari ini, Senin, 6 Oktober 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk menilai capaian kompetensi peserta didik secara menyeluruh di pertengahan semester, sekaligus memberikan umpan balik bagi proses pembelajaran berikutnya.


💻 Bentuk Pelaksanaan

Pelaksanaan STS kali ini dilakukan dengan dua format, yaitu:

  1. Print Out (Cetak)

    • Soal dibagikan secara manual kepada peserta didik di kelas.

    • Peserta mengerjakan dengan pengawasan guru.

  2. Digital

    • Menggunakan aplikasi berbasis web yang dapat diakses siswa melalui laptop, tablet, maupun smartphone.

    • Memberikan kemudahan dalam pemantauan hasil dan proses pengerjaan secara real time oleh guru.


🗓 Jadwal STS

Berikut jadwal lengkap Asesmen Sumatif Tengah Semester (STS) untuk Semester 1 TA 2025/2026:

No Hari / Tanggal Kelas 1–2 Kelas 3–6
1 Senin, 6 Oktober 2025 Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia
2 Selasa, 7 Oktober 2025 Matematika, PPKn Matematika, PPKn
3 Rabu, 8 Oktober 2025 PJOK, Bahasa Jawa Bahasa Jawa, PJOK
4 Kamis, 9 Oktober 2025 SBDP, Bahasa Inggris SBDP, Bahasa Inggris
5 Jumat, 10 Oktober 2025 TIK IPAS
6 Sabtu, 11 Oktober 2025 TIK

⚠️ Ketentuan untuk Peserta

  • Hadir 30 menit sebelum ujian dimulai.

  • Membawa perlengkapan tulis dan alat khusus jika diperlukan.

  • Wajib hadir dengan seragam rapi.

  • Perubahan jadwal akan diumumkan melalui website sekolah dan wali kelas.

🎯 Tujuan Asesmen

  • Mengukur capaian kompetensi siswa pada pertengahan semester.

  • Memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran.

  • Mendokumentasikan perkembangan belajar peserta didik sebagai dasar pengisian rapor.

📌 Informasi Tambahan

Orang tua/wali diharapkan memberikan dukungan dan motivasi agar anak-anak dapat mengikuti asesmen dengan tenang dan fokus. Pelaksanaan STS ini menjadi salah satu upaya sekolah untuk memastikan proses belajar berjalan efektif dan sesuai dengan standar kompetensi yang berlaku.

Untuk informasi lebih lanjut, dapat diakses melalui:
Pengumuman Sumatif Tengah Semester (STS) – SD Negeri Sumberjo


Share:

Perbedaan Sistem Penilaian Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

 

Perbedaan Sistem Penilaian Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka



Penilaian hasil belajar peserta didik merupakan bagian penting dalam proses pendidikan. Melalui penilaian, guru dapat mengetahui sejauh mana capaian kompetensi siswa, memberikan umpan balik, sekaligus melakukan perbaikan pembelajaran. Seiring perubahan kurikulum di Indonesia, sistem penilaian juga mengalami penyesuaian.

Jika dalam Kurikulum 2013 (K13) dikenal istilah Penilaian Harian (PH), Penilaian Tengah Semester (PTS), dan Penilaian Akhir Semester (PAS), maka dalam Kurikulum Merdeka istilah-istilah tersebut sudah tidak digunakan lagi.


Sistem Penilaian pada Kurikulum 2013

Dalam Kurikulum 2013, guru wajib melaksanakan penilaian yang meliputi:

  1. Penilaian Harian (PH) → dilaksanakan setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD).

  2. Penilaian Tengah Semester (PTS) → dilaksanakan di pertengahan semester.

  3. Penilaian Akhir Semester (PAS) → dilaksanakan di akhir semester.

  4. Penilaian Akhir Tahun (PAT) → mencakup seluruh KD di semester 2 (atau gabungan semester 1 dan 2).

Bentuk penilaian dalam K13 lebih banyak berupa tes tertulis, meskipun tetap dimungkinkan dalam bentuk praktik, proyek, maupun penugasan.


Sistem Penilaian pada Kurikulum Merdeka

Dalam Kurikulum Merdeka, penilaian disederhanakan menjadi dua kategori utama:

  1. Penilaian Formatif

    • Dilaksanakan sepanjang proses pembelajaran.

    • Bentuknya bisa observasi, kuis, penugasan, portofolio, maupun proyek.

    • Tujuannya memberikan umpan balik agar siswa dapat memperbaiki proses belajar.

  2. Penilaian Sumatif

    • Dilaksanakan di akhir suatu unit/topik, fase, atau semester.

    • Bentuknya fleksibel: bisa tes tertulis, proyek, produk, maupun unjuk kerja.

    • Tujuannya untuk mengetahui capaian belajar siswa sebagai dasar pengisian rapor.

Dengan demikian, dalam Kurikulum Merdeka tidak ada kewajiban PTS dan PAS. Sekolah tetap boleh mengadakan Sumatif Tengah Semester dan Sumatif Akhir Semester, tetapi bentuk dan waktunya lebih fleksibel sesuai kebutuhan.


Perbandingan Singkat

Aspek Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka
Penilaian Harian Ada (PH), tes tiap KD Diganti dengan penilaian formatif
Tengah Semester PTS wajib Bisa dilakukan dalam bentuk Sumatif Tengah Semester, tidak wajib
Akhir Semester PAS wajib Bisa dilakukan sebagai Sumatif Akhir Semester
Akhir Tahun PAT Diganti dengan penilaian sumatif akhir fase
Fokus Hasil belajar (output) Proses & hasil belajar (growth & outcome)
Bentuk Penilaian Dominan tes tertulis Lebih variatif: tes, proyek, portofolio, produk, unjuk kerja

Dasar Hukum dan Rujukan Terbaru

  1. Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

  2. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka (2022), Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP).

  3. Permendikdasmen No. 10 Tahun 2025 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

  4. Permendikdasmen No. 12 Tahun 2025 tentang Standar Isi.

  5. Permendikdasmen No. 13 Tahun 2025 tentang perubahan atas Permendikbud No. 12 Tahun 2024 mengenai Kurikulum pada PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK.

  6. Permendikdasmen No. 15 Tahun 2025 tentang pencabutan beberapa aturan lama yang tidak relevan dengan Kurikulum Merdeka.

Perubahan sistem penilaian dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka menunjukkan adanya pergeseran paradigma dari sekadar mengejar hasil akhir menjadi fokus pada pertumbuhan dan proses belajar siswa. Guru dan sekolah diberikan fleksibilitas dalam menentukan bentuk dan waktu penilaian, selama tetap berorientasi pada capaian kompetensi yang diatur dalam standar terbaru.

Dengan pemahaman ini, diharapkan guru, siswa, dan orang tua dapat lebih siap menghadapi perubahan kurikulum dan bersama-sama menciptakan proses pembelajaran yang lebih bermakna.


Share:

UPT SD Negeri Sumberjo Gelar Doa Bersama dan Penggalangan Dana untuk Korban Musibah Ponpes Al Khoziny

UPT SD Negeri Sumberjo Gelar Doa Bersama dan Penggalangan Dana untuk Korban Musibah Ponpes Al Khoziny




  

UPT SD Negeri Sumberjo Gelar Doa Bersama dan Penggalangan Dana untuk Korban Musibah Ponpes Al Khoziny

Sumberjo, 3 Oktober 2025 – Sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas terhadap musibah ambruknya mushola di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, siswa-siswi UPT SD Negeri Sumberjo melaksanakan kegiatan doa bersama dan penggalangan dana kemanusiaan pada hari Jumat, 3 Oktober 2025.

Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan instruksi dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, yang mengimbau seluruh Aparatur Sipil Negara, lembaga pendidikan, serta masyarakat untuk turut mendoakan dan membantu meringankan beban korban musibah.

Acara doa bersama dipimpin oleh guru agama di sekolah, diikuti seluruh siswa, guru, dan tenaga kependidikan. Dengan khidmat, seluruh warga sekolah memanjatkan doa untuk para korban agar diberikan kekuatan, keselamatan, dan ketabahan.

Selain doa bersama, siswa-siswi juga turut berpartisipasi dalam penggalangan dana. Dana yang terkumpul nantinya akan disalurkan melalui mekanisme resmi sesuai arahan Kementerian Agama, sebagai bentuk bantuan nyata bagi keluarga yang terdampak.

Kepala UPT SD Negeri Sumberjo menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh siswa, guru, dan orang tua yang telah menunjukkan kepedulian sosial. “Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan nilai solidaritas, tetapi juga menumbuhkan rasa empati dan tanggung jawab sosial sejak dini,” ungkapnya.

Semoga melalui doa bersama dan bantuan yang diberikan, dapat membantu meringankan beban para korban sekaligus mempererat rasa persaudaraan di antara sesama.

Share:

Rabu, 01 Oktober 2025

Pentingnya Pendidikan Karakter Sejak Dini untuk Membentuk Generasi Berakhlak Mulia

 

Pentingnya Pendidikan Karakter Sejak Dini untuk Membentuk Generasi Berakhlak Mulia

Pendidikan di era modern tidak cukup hanya menekankan pada pengetahuan akademik. Lebih dari itu, pendidikan juga harus membentuk karakter anak sejak dini agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak, disiplin, bertanggung jawab, serta mampu hidup bermasyarakat dengan baik. Karakter ibarat pondasi utama yang akan menentukan bagaimana anak melangkah di masa depan.

Usia anak adalah masa emas untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan. Pada tahap ini, anak cenderung mudah meniru dan mencontoh perilaku orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus dimulai dari rumah, diperkuat di sekolah, serta diteladankan di lingkungan masyarakat.


Peran Tiga Lingkungan Pendidikan

  1. Keluarga
    Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Orang tua menjadi teladan utama dalam pembentukan karakter. Kebiasaan sehari-hari di rumah, seperti berdoa sebelum makan, membuang sampah pada tempatnya, mandi teratur, merapikan tempat tidur, hingga menepati janji, adalah dasar yang akan membentuk disiplin dan tanggung jawab anak.

  2. Sekolah
    Di sekolah, guru melanjutkan dan memperkuat pendidikan karakter melalui pembiasaan positif. Anak-anak dilatih untuk disiplin waktu, belajar dengan tekun, berbahasa halus, menghormati guru, menghargai teman, serta menjaga kebersihan kelas. Keteladanan guru dalam bersikap juga sangat penting karena anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat.

  3. Masyarakat
    Lingkungan sekitar juga memberi pengaruh besar. Masyarakat yang tertib, ramah, dan menjunjung gotong royong menjadi contoh nyata bagaimana anak seharusnya hidup bermasyarakat. Misalnya, membiasakan antri dengan tertib di tempat umum akan melatih kesabaran dan kedisiplinan anak.


Pembiasaan Positif Sehari-hari

Pendidikan karakter sejak dini dapat ditanamkan melalui kegiatan sederhana sehari-hari yang dilakukan secara konsisten, antara lain:

  • Menjalankan ajaran agama dengan rajin beribadah dan berdoa.

  • Menghormati orang tua, guru, serta orang yang lebih tua.

  • Menggunakan bahasa yang halus dan sopan.

  • Membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan.

  • Merapikan tempat tidur setelah bangun.

  • Mandi secara teratur dan menjaga kebersihan diri.

  • Menepati janji dan berkata jujur.

  • Disiplin waktu: belajar tepat waktu, datang ke sekolah tidak terlambat, serta istirahat cukup.

  • Antri dengan tertib di sekolah, kantin, maupun tempat umum.

  • Bermain secukupnya, tidak berlebihan.

  • Menjaga tutur kata agar tidak menyakiti orang lain.

Meskipun sederhana, kebiasaan-kebiasaan ini bila dibiasakan setiap hari akan membentuk karakter yang kuat, tertanam dalam diri anak, dan terbawa hingga dewasa.

Mengapa Pendidikan Karakter Penting?

Anak yang memiliki karakter baik akan lebih mudah diterima dalam lingkungan sosial, lebih bertanggung jawab dalam belajar, serta lebih siap menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Karakter juga menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan, karena kecerdasan tanpa akhlak tidak akan cukup membawa seseorang pada kebaikan hidup.

Dengan pendidikan karakter, anak-anak diharapkan tumbuh menjadi generasi yang cerdas, santun, jujur, disiplin, beriman, dan peduli terhadap sesama.

Pendidikan karakter sejak dini adalah investasi jangka panjang yang sangat berharga. Dengan kerjasama keluarga, sekolah, dan masyarakat, anak-anak dapat dibentuk menjadi pribadi yang tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga berakhlak mulia.

Mari kita biasakan hal-hal kecil seperti disiplin, antri, menepati janji, menjaga kebersihan, sopan santun, dan religius, karena dari kebiasaan kecil inilah lahir generasi bangsa yang kuat dan bermartabat.

Share:

Memperingati Hari Batik Nasional 2025: Batik, Warisan Budaya Bangsa yang Mendunia

Memperingati Hari Batik Nasional 2025: Batik, Warisan Budaya Bangsa yang Mendunia

Setiap tanggal 2 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Batik Nasional. Peringatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga menjadi momentum penting untuk menumbuhkan rasa bangga sekaligus tanggung jawab dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa. Tahun 2025 ini, peringatan Hari Batik kembali menjadi pengingat bahwa batik bukan hanya kain bermotif indah, melainkan juga sarat makna, simbol identitas, dan bagian dari sejarah panjang perjalanan Indonesia.



Sejarah Hari Batik Nasional

Hari Batik Nasional ditetapkan berdasarkan pengakuan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009, ketika batik resmi dimasukkan ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. Pengakuan ini merupakan bukti bahwa batik diakui dunia sebagai bagian penting dari kebudayaan Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan.

Sejak saat itu, pemerintah menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional, dan masyarakat Indonesia diajak untuk mengenakan batik sebagai bentuk penghormatan serta kebanggaan terhadap warisan leluhur.

Filosofi dan Keindahan Batik

Batik Indonesia memiliki ragam motif dan corak yang berbeda-beda di setiap daerah. Setiap motif mengandung makna filosofis, doa, dan harapan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Misalnya, motif Parang yang melambangkan kekuatan dan keberanian, atau motif Kawung yang mencerminkan kebijaksanaan serta keadilan.

Dengan keragaman motifnya, batik menjadi simbol persatuan dalam keberagaman, sejalan dengan semboyan bangsa kita, Bhinneka Tunggal Ika.

Hari Batik Nasional di Sekolah

Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional 2025, sekolah-sekolah di seluruh Indonesia, termasuk UPT SD Negeri Sumberjo, mengajak seluruh guru dan siswa untuk mengenakan batik. Tidak hanya sekadar memakai, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda tentang pentingnya mencintai dan melestarikan batik sejak dini.

Melalui pembelajaran di kelas maupun kegiatan tematik, siswa diajak mengenal sejarah batik, jenis-jenis motif batik, hingga proses pembuatannya. Dengan demikian, peringatan Hari Batik bukan hanya menjadi kegiatan rutin, melainkan juga sarana edukasi dan penanaman nilai budaya bangsa.

Batik dan Generasi Muda

Generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian batik. Dengan kecintaan mereka terhadap batik, warisan ini akan terus hidup dan berkembang, bahkan bisa dikreasikan menjadi karya-karya modern tanpa kehilangan nilai tradisinya. Batik tidak hanya digunakan dalam acara formal, tetapi kini juga hadir dalam desain pakaian sehari-hari, aksesoris, hingga produk kreatif yang digemari anak muda.

Ajakan untuk Warga Sekolah

Sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya bangsa, UPT SD Negeri Sumberjo mengajak seluruh warga sekolah — baik guru, staf, maupun siswa — untuk bersama-sama mengenakan pakaian batik pada Hari Batik Nasional, Rabu, 2 Oktober 2025.

Mari kita jadikan momentum ini sebagai wujud kecintaan kita terhadap budaya bangsa sekaligus sarana untuk menumbuhkan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia. Dengan mengenakan batik, kita tidak hanya memperingati sebuah hari besar, tetapi juga menegaskan identitas kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang kaya budaya dan diakui dunia.

Penutup

Hari Batik Nasional 2025 adalah momentum untuk mempertegas jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar, kaya akan budaya, dan diakui dunia. Mari kita jadikan batik bukan sekadar busana, tetapi juga kebanggaan bersama yang terus dijaga, dilestarikan, dan diwariskan kepada anak cucu kita.

Dengan mengenakan batik pada Hari Batik Nasional, kita bukan hanya sekadar mengenakan kain bermotif, tetapi juga sedang mengenakan identitas, sejarah, dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.

Share:

Fanspage FB

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages