Mengapa Guru di Negara Maju Lebih Mengkhawatirkan Anak yang Tidak Bisa Mengantri daripada yang Tidak Bisa Matematika?
Seorang guru di Australia pernah berkata:
“Kami tidak terlalu khawatir jika anak-anak sekolah dasar kami belum pandai Matematika. Yang lebih kami khawatirkan adalah jika mereka belum bisa mengantri.”
Pernyataan tersebut mungkin terdengar mengejutkan, namun mengandung pesan yang sangat mendalam. Mengapa kemampuan mengantri dianggap lebih penting?
Mengantri: Lebih dari Sekadar Menunggu
Kemampuan berhitung atau menguasai Matematika bisa dikejar dengan pembelajaran intensif dalam hitungan bulan. Namun, karakter seperti kesabaran, kedisiplinan, dan menghargai hak orang lain tidak bisa diajarkan secara instan—ia dibentuk melalui proses panjang, pembiasaan, dan keteladanan sejak usia dini.
Nilai-Nilai Penting yang Dipelajari dari Mengantri
-
Manajemen waktu – Ingin berada di depan? Datang lebih awal.
-
Kesabaran – Belajar menunggu adalah bagian penting dari kehidupan.
-
Menghargai hak orang lain – Yang datang lebih dulu berhak dilayani lebih dulu.
-
Disiplin dan tertib – Tidak menyerobot, tidak memotong jalur.
-
Tanggung jawab – Terlambat datang? Maka bersedia menunggu di belakang.
-
Kreativitas – Menyiasati waktu tunggu dengan hal-hal positif.
-
Sopan santun dan sosialiasi – Menyapa, berbincang, dan menghormati orang lain.
-
Sebab-akibat – Tindakan hari ini memengaruhi hasil di masa depan.
-
Rasa malu yang sehat – Menyerobot antrian? Timbul rasa tidak nyaman.
-
Keadilan dan kesetaraan – Semua orang punya hak dan kesempatan yang sama.
Realita yang Sering Terjadi
Sayangnya, tanpa disadari, justru kita sebagai orang dewasa kadang memberi contoh yang kurang baik, seperti:
-
❌ Menyuruh anak menyelak antrian.
-
❌ Mencari-cari alasan agar bisa dilayani duluan.
-
❌ Memarahi anak karena tidak berani menyerobot.
-
❌ Marah saat ditegur karena menyerobot antrian.
Padahal, dari kebiasaan kecil seperti ini, karakter anak mulai terbentuk. Anak belajar dari apa yang kita lakukan, bukan hanya dari apa yang kita ucapkan.
Mengapa Ini Penting?
Budaya negatif seperti suap, korupsi, keinginan instan, dan ketidakpatuhan terhadap aturan bisa berakar dari ketidakmampuan menghargai proses—termasuk mengantri secara tertib.
Mari Mulai dari Hal Sederhana
📌 Ajarkan anak untuk mengantri dengan tertib.
📌 Beri contoh melalui perilaku kita sehari-hari.
📌 Bangun karakter anak lewat kebiasaan-kebiasaan kecil yang bermakna.
Karakter yang kuat tidak dibentuk dalam sehari, tapi melalui tindakan konsisten yang ditanamkan setiap hari. Karena pada akhirnya, keberhasilan sejati bukan hanya tentang kecerdasan, tapi juga tentang akhlak dan sikap hidup.